Kementerian Luar Negeri membenarkan insiden pencurian yang dialami oleh salah seorang anggota delegasi pendamping Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa saat berkunjung ke Korea Selatan. Meski demikian, menurut Juru Bicara Kemlu Michael Tene, Minggu (20/2/2011), pengusutan kasus itu oleh kepolisian setempat memang tidak berlanjut lantaran korban, yang pejabat eselon III, memilih tidak meneruskan.
"Pihak KBRI membantu melapor ke kepolisian. Namun, karena laptop yang dicuri itu akhirnya dikembalikan lewat keamanan hotel, korban memilih tidak melanjutkan kasusnya. Karena itu, polisi juga tidak meneruskan proses (penyelidikan). Soal apakah ada data rahasia yang dicuri, kami belum dapat laporan soal itu," papar Michael.
Lebih lanjut, walau enggan merinci, Michael membantah jika korban berasal dari Kementerian Pertahanan atau instansi militer (TNI). Dia menyampaikan itu menanggapi pemberitaan sejumlah media massa Korsel, Korea Times dan Kantor Berita Yonhap, yang melansir terjadinya pencurian data militer berkategori rahasia, terkait kerja sama militer Indonesia dan Korsel, dalam peristiwa itu.
Seperti diwartakan media lokal Korsel, mengutip polisi setempat, insiden terjadi di Hotel Lotte, kawasan Sogong-dong, tidak jauh dari Balaikota Seoul, tempat kelima puluh orang anggota delegasi Indonesia menginap. Tiga orang pelaku, dideskripsikan dua pria dan seorang wanita berwajah Asia, membobol masuk kamar VIP tempat korban menginap di lantai 19.
Menurut salah seorang penyidik dari Kantor Polisi Namdaeum, saat kejadian, Rabu (16/2/2011) sore, para petugas pengamanan internal rombongan tidak ada yang berjaga di hotel karena mendampingi rombongan dalam kunjungan.
Kepolisian mengaku mendapat laporan dari anggota delegasi Indonesia yang menyebut ketiga pelaku diketahui menyalin data dari laptop korban dan menyimpannya di USB lalu kabur. Polisi juga mengaku yakin pelaku memang memilih korbannya dan memang mengincar hal spesifik, seperti data rahasia kerja sama militer Indonesia-Korsel.
Rombongan yang kembali ke Tanah Air, Kamis lalu, diketahui menggelar pertemuan dengan Presiden Korsel Lee Myung-bak, membahas perluasan kerja sama ekonomi dan militer, termasuk rencana Korsel menjual pesawat jet tempur latih T-50 Golden Eagle. Dari data Defense Acquisition Program Administration (DAPA), diketahui Indonesia berencana membeli 16 jet tempur latih. Selain Korsel, terdapat kandidat lain, yaitu Rusia dengan Yak-130 buatannya dan Ceko yang memproduksi L-159B.
Sumber:kompas.com
Artikel Menarik Lainnya :