Usia 0-3 tahun adalah periode emas perkembangan otak bayi. Karena itu, orangtua perlu melakukan berbagai stimulasi untuk mengembangkan kecerdasan otaknya, entah itu dari segi nutrisi ataupun rangsangan berupa komunikasi, usapan, pandangan, atau pelukan untuk anak. Selain itu, ada pula stimulasi yang didapatkan dari musik, bacaan, atau mainan. Benarkah demikian? Apakah stimulasi jenis terakhir ini hanya merupakan mitos?
Dr John Medina, ahli biologi molekuler dari University of Washington School of Medicine dan penulis buku Brain Rules: 12 Principles for Surviving and Thriving at Work, Home and School, membeberkan sejumlah stimulasi otak yang tak sepenuhnya benar.
Beberapa mitos yang biasa beredar di masyarakat:
1. Memperdengarkan Mozart untuk bayi di dalam kandungan dapat meningkatkan kemampuan Matematika-nya kelak.
Fakta: Bayi hanya akan mengingat sesuatu setelah mereka lahir. Demikian juga dengan musik Mozart. Bayi Anda akan mengingatnya setelah mereka lahir, begitu pula dengan apa pun yang ia dengarkan, cium, atau rasakan di dalam rahim. Jika Anda ingin anak Anda memiliki nilai Matematika yang cukup baik, Anda dapat mengajarkan penguasaannya pada tahun-tahun awal.
2. Memberikan DVD pelajaran bahasa untuk bayi dan anak dapat meningkatkan kemampuan berbahasa mereka.
Fakta: Beberapa DVD bahasa justru sebenarnya dapat mengurangi kosakata anak batita. Memang benar bahwa berbagai kata yang Anda gunakan ketika berbicara dengan bayi dapat meningkatkan kosakata dan IQ-nya. Tetapi, kata-kata itu harus datang dari Anda, ibunya, yang mengajaknya berbicara dari waktu ke waktu.
3. Untuk meningkatkan kekuatan otak, anak-anak bisa diajarkan bahasa Perancis mulai usia 3 tahun, bermain dengan mainan-mainan yang merangsang otak, dan berbagai DVD pendidikan.
Fakta: Teknologi terbesar dalam meningkatkan otak anak adalah dengan kotak kardus polos, sekotak pensil warna, dan dua jam waktu yang digunakan. Sedangkan televisi merupakan cara terburuk untuk menstimulasi otak.
4. Mengatakan kepada anak bahwa mereka pintar dapat meningkatkan kepercayaan dirinya.
Fakta: Ternyata, bila selalu dipuji bahwa mereka pintar, anak akan menjadi enggan melakukan sesuatu hal yang menantang. Untuk mendorong agar anak kelak bisa menjadi pelajar atau mahasiswa yang cerdas, pujilah usahanya dalam mencapai prestasi tersebut.
5. Anak-anak dapat menemukan kebahagiaan dengan caranya sendiri.
Fakta: Kriteria terbesar dari kebahagiaan adalah memiliki teman. Bagaimana cara Anda mengajarkan kepada anak untuk mendapatkan dan menjaga hubungan pertemanan? Hal ini akan menunjukkan bahwa anak juga memiliki kemampuan menguraikan komunikasi nonverbal. Mempelajari alat musik dapat meningkatkan kemampuan tersebut hingga 50 persen. Sedangkan cara yang bisa merusak kemampuan tersebut adalah mengirim SMS.
Sumber:kompas.com
Artikel Menarik Lainnya :