Startinspiration - Salah satu keuntungan besar hidup pada zaman ini adalah
kita tampaknya memiliki pemahaman yang cukup baik mengenai makanan.
Bukan berarti kita selalu berada di arah yang benar (kita tetap masih
makan junk food dan sejenisnya yang merusak tubuh) tetapi paling tidak,
kita tahu mana yang boleh dimakan mana yang tidak.
Menariknya, hingga kini kita masih memakan makanan beracun, seperti yang ada di daftar berikut ini:
Meskipun
insting kita yang paling mendasar ditujukan untuk bertahan hidup, kita
masih tetap saja memakan makanan beracun, atau sebagian dari makanan
tersebut. Jika Anda meragukan apa yang kami katakan, pertimbangkanlah
makanan-makanan berikut ini.
1. Kacang limaSeperti kebanyakan keluarga
kacang-kacangan, kacang lima yang tampak biasa-biasa saja sebaiknya
jangan dimakan mentah karena dapat mematikan. (Dan siapa pula yang ingin
mati dengan cara yang begitu tidak terhormat karena kacang lima?)
Kacang
yang juga dikenal dengan nama kacang mentega ini mengandung kadar
sianida yang tinggi, yang merupakan bagian dari mekanisme pertahanan
tumbuhan ini. Di Amerika Serikat ada batasan kadar sianida yang ada
dalam berbagai varietas kacang lima yang dijual di pasaran, namun tidak
demikian di negara-negara yang kurang maju, dan banyak orang dapat
menjadi sakit jika memakan kacang ini. Meskipun demikian, kacang lima
harus dimasak hingga benar-benar matang, dan jangan ditutup agar racun
dapat keluar dalam bentuk gas. Dan juga, buang airnya agar tetap aman.
2. Ikan buntalSiapa
saja yang pernah makan ikan buntal pasti pemberani. (Dan kemungkinan
besar akan tewas setelahnya.) Hampir semua jenis ikan buntal mengandung
zat tetrodotoksin, racun yang 1.200 kali lebih mematikan dari sianida.
Racun dari satu ekor ikan buntal dapat menewaskan 30 orang, dan tidak
ada penawarnya.
Namun banyak orang mengonsumsinya. Di Jepang
ikan ini disebut fugu, dan daging ikan buntal merupakan hidangan sangat
mahal yang disajikan oleh juru masak berlisensi khusus. Meskipun begitu,
menurut data pemerintah Jepang, 23 orang tewas dari 338 kasus keracunan
ikan buntal di Jepang dari tahun 2000 hingga 2009.
<div
class="caption-credit"> Photo by: USDA</div><div
class="caption-title"></div><strong>3. Castor
beans</strong><br>Many …
Foto: USDA
3. Biji jarakBanyak
nenek-nenek menggunakan sesendok minyak jarak untuk menyembuhkan
berbagai penyakit, dan sejumlah penelitian menunjukkan minyak jarak
memang benar memiliki manfaat bagi kesehatan. Namun pastikan jangan
makan biji jarak dalam keadaan mentah. Jika biji jarak dikunyah dan
ditelan, maka biji ini akan melepaskan senyawa risin, yang merupakan
salah satu jenis racun yang paling berbahaya bagi manusia. Satu-dua biji
jarak dapat dengan mudah menewaskan pemakannya. Risin diteliti sebagai
salah satu unsur persenjataan, dan bahkan sudah digunakan oleh agen
rahasia dan komplotan pembunuh.
Foto: 6th Happiness
4. AlmondPembaca
novel misteri klasik tahu apa makna aroma almond pahit: kematian akibat
sianida. Itu terjadi karena beberapa tanaman, termasuk apel dan almond,
mengandung sianida agar hewan herbivora tidak memakannya.
Namun
jangan khawatir; almond pahit tidak sama dengan almond manis, yang
dikonsumsi di Amerika Serikat. Karena 20 biji almond pahit cukup untuk
membunuh satu orang dewasa, almond pahit tidak dijual di Amerika
Serikat. Ekstrak almond dibuat dengan minyak almond pahit, namun tenang
saja, itu tidak bisa digunakan sebagai senjata pembunuh.
<div
class="caption-credit"> Photo by: Amada44</div><div
class="caption-title"></div><strong>5.
Cassava</strong><br>Also …
Foto: Amada44
5. SingkongSingkong
karet merupakan tanaman asli Amerika Selatan dan sumber kalori
terpenting ketiga di negara-negara tropis; dan seperti halnya almond
pahit, singkong juga mengandung sianida. Jika direndam dan dikeringkan
dengan benar, singkong karet tidak berbahaya; namun jika salah satu
proses ini dilewatkan, maka akan timbul masalah.
Karena proses
pengolahan makanan yang benar dan regulasi yang ketat, singkong yang
mengandung sianida hanya menjadi ancaman kecil bagi warga Amerika
Serikat yang mengonsumsi umbi akar ini. Namun di Afrika singkong menjadi
sumber pangan utama dan banyak warga miskin menderita keracunan sianida
kronis dan melumpuhkan yang dikenal dengan istilah konzo. Bill and
Melinda Gates Foundation membantu mengembangkan singkong dengan kadar
sianida yang rendah, namun belum membuahkan hasil.
Foto: Gibby’s Garden
6. KelembakBatang
kelembak dapat memberikan aroma super untuk kue stroberi; namun daun
kelembak menawarkan sesuatu yang benar-benar berbeda. Daun kelembak
mengandung asam oksalat, senyawa kimia yang ada dalam pemutih, pembersih
logam, dan produk-produk anti-karat. Daun kelembak juga mengandung
antrakuinon glikosida. Memakan daun kelembak dapat menyebabkan rasa
terbakar di mulut dan tenggorokan, rasa mual dan muntah-muntah, nyeri
lambung, kejang-kejang, dan bahkan kematian.
Meskipun kelembak
yang dijual di pasar biasanya daunnya sudah dibuang, berhati-hatilah
jika Anda menanam tanaman ini di rumah; meskipun biasanya penggunaan
setiap bagian dari sayur-sayuran bagus... dalam kasus ini, kejang-kejang
dan kematian adalah hasil yang akan Anda alami.
7. Tomat dan kentangDaun
dan batang dari tomat dan kentang, anggota keluarga terung-terungan,
mengandung senyawa alkaloid beracun yang disebut solanin. Dalam kentang,
senyawa ini terkonsentrasi saat kentang mulai berkecambah dan ketika
mata dan dagingnya menjadi hijau. Kentang memiliki konsentrasi solanin
yang lebih tinggi dibandingkan tomat — dan laporan University of New
Mexico menyatakan bahwa kentang liar di wilayah Andes dapat memiliki
kandungan solanin dua kali lipat lebih dibandingkan kentang yang
dibudidayakan.
Namun meskipun begitu, orang dengan berat badan
100 pon (setara 45,36 kilogram) harus mengonsumsi 16 ons kentang yang
benar-benar hijau sebelum keracunan solanin terjadi. Jika Anda menyukai
kentang hijau, waspada Anda dapat mengalami air liur yang berlebihan,
diare, denyut nadi yang melambat, tekanan darah rendah, pernapasan
menjadi lemah, dan serangan jantung.
Foto: Tatiana Bulyonkova
Amanita phalloides
8. JamurDaftar
makanan beracun tidak akan lengkap tanpa jamur, dan khususnya, jamur
Amanita phalloids, jamur “topi kematian” yang mematikan (dan lezat).
Jamur ini menyebabkan banyak kasus keracunan bersama sepupunya, Amanita
ocreata, yang lebih dikenal sebagai “malaikat penghancur”.
Kita
sudah sejak lama memiliki ketertarikan terhadap jamur, dan kita
terus-menerus meracuni diri kita sendiri dengan berbagai jenis jamur.
Mengapa demikian? Karena jamur nikmat untuk disantap, namun pada saat
yang bersamaan, sulit untuk membedakan antara jamur yang tidak beracun
dan jamur yang mematikan.
sumber