Tsang Siswi Tuna Netra yang Baca Braille dengan Bibir


Tsang Siswi Tuna Netra yang Baca Braille dengan Bibir


Startinspiration - Seorang murid perempuan yang tuna netra di China belajar membaca huruf Braille dengan bibirnya karena ujung jarinya tak bisa membaca karakter di braille.

Tsang Tsz-Kwan (20) dari Hong Kong, selain tunanetra juga tunarungu. Ia mulai membaca dengan bibirnya ketika berusia 5 tahun. Keterampilan Tsang membuat guru-gurunya terkejut. Ia juga termasuk siswa yang mendapat nilai tertinggi hampir di setiap pelajaran di ujian masuk perguruan tinggi.

"Di kelas satu, saya melihat dia selalu condong ke depan," kata seorang guru di Ebenezer School, Mee-Lin Chiu seperti dikutip Dailymail, Kamis (18/7/2013). Sekolah tersebut memang untuk siswa berkebutuhan khusus di Hong Kong.

"Dia bilang karena bisa membaca lebih jelas dengan bibirnya dibanding tangannya," ujarnya.

Tsang mengaku ia tak ingat betul saat mulai menggunakan bibirnya dan mengapa bisa terpikir mencobanya.

Bibir, lidah, dan ujung jari sangat terampil dalam penginderaan benda dan jarak. Kulit di daerah ini bisa merasakan dua titik yang terpisah hanya satu atau dua milimeter (mm). Sementara di kaki atau punggung tangan hanya bisa mendeteksi dua poin dengan pemisahan lebih dari 50-100 mm.

Tsang memang bukan orang pertama yang membaca braille dengan bibirnya. Namun, cara seperti ini memang jarang terjadi.

Diane Wormsely, seorang profesor di North Carolina Central University yang mengkhususkan diri dalam pendidikan untuk tunanetra, mengatakan, itu adalah pertama kalinya ia mendengar seseorang berhasil menggunakan bibir.

Karena cara yang dilakukan Tsang jarang terjadi, beberapa orang akan menatapnya jika ia mencoba membaca di depan umum.

Bahkan menurutnya, banyak orang yang merasa aneh dan membuatnya malu ketika ia membaca di depan orang yang tak dikenalnya. Meski demikian, Tsang bersyukur masih mempunyai cara untuk belajar tentang dunia dari kata-kata yang tertulis.

Buta Tak Jadi Halangan

Menurutnya, membaca merupakan salah satu cara yang bisa membantunya mengatasi keterbatasannya itu dengan bekerja keras, tekad, dan kemauan keras sehingga ia bisa keluar dari zona kenyamanannya.

Ia menjelaskan, tanpa keberanian untuk menantang dirinya, ia tak mungkin berhasil. Dengan kegigihannya, Tsang memang sangat sukses di sekolahnya.

"Saya benar-benar terkejut dan gembira ketika saya mendengar bahwa nilai saya di beberapa mata pelajaran jauh dari harapan saya," katanya.

"Saya merasa kerja keras saya tahun ini akhirnya terbayar. Saya akan menghargai apa yang saya masih punya," ujarnya.




Sumber

Artikel Menarik Lainnya :