Pernikahan adalah hal yang sangat sakral, ketika kedua mempelai saling bertatap muka untuk mengucapkan janji suci. Namun, ada yang berbeda dari pernikahan Samuel Kim dan Helen Oh. Mereka mengucapkan ikrar pernikahan via web video Skype.
Pasangan yang berdomisili di California, AS, ini terpaksa menjalankan upacara pernikahan dengan menggunakan fasilitas webcam pada Skype. Hal ini dikarenakan calon mempelai pria didiagnosis dokter mengidap infeksi paru-paru. Penyakit ini mengharuskannya menjalani isolasi di Rumah Sakit.
Namun, mereka tidak dapat menunda pernikahan hingga Samuel Kim sembuh dari penyakitnya. Keluarga dan teman sudah datang jauh dari negeri asal kedua mempelai, Korea, untuk menghadiri pesta pernikahan mereka berdua.
Hal itu pun memaksa keduanya untuk tetap menjalankan pesta pernikahan di Fullerton, California Selatan. Mengetahui pernikahan tidak dapat ditunda, mereka pun memutuskan untuk memanfaatkan fasilitas Web video pada Skype.
"Tamu undangan mengatakan hal tersebut sangat inspiratif, mereka sangat mengagumi tunangan saya yang mampu berdiri di altar dengan sangat anggun, sendiri, dan tidak menangis sepanjang proses mengikat janji," ujar Kim dari tempat tidurnya di Medical Center, Orange, seperti dikutip oleh Yahoo!
Bagi Halen, pernikahan tersebut bukanlah pernikahan sempurna, tapi ia puas karena para tamu undangan senang proses pernikahan tersebut berjalan dengan lancar. Halen menyadari bahwa suaminya merasa sangat sedih karena tidak bisa menemaninya di altar.
Untuk dapat menciptakan pernikahan yang tetap khidmat walau tanpa kehadiran fisik mempelai pria, mereka menggunakan lima cameramen untuk mengambil gambar secara langsung. Gereja yang dipilih pun gereja Korea berteknologi tinggi dengan layar jumbo sehingga para tamu dapat menonton secara langsung. Kim pun hanya memerlukan laptop sembari duduk di ruang isolasi.
Walaupun ada jarak antara tempatnya berada dengan gereja, Kim tetap dapat merasakan kesakralan upacara pernikahannya, dan 500 tamu undangan yang datang.
Tidak hanya para tamu undangan yang merasa terharu dengan upacara pernikahan ini, para perawat di rumah sakit pun menunjukan simpatinya. Hal ini dibuktikan dengan kesediaan para perawat menghias kamar inap Kim dengan bunga-bunga yang dibeli dengan uang mereka sendiri.
"Keberhasilan pernikahan ini tidak hanya karena teknologi tinggi yang digunakan tetapi juga adanya campur tangan Tuhan," ujarnya Halen Oh.
Pasangan yang berdomisili di California, AS, ini terpaksa menjalankan upacara pernikahan dengan menggunakan fasilitas webcam pada Skype. Hal ini dikarenakan calon mempelai pria didiagnosis dokter mengidap infeksi paru-paru. Penyakit ini mengharuskannya menjalani isolasi di Rumah Sakit.
Namun, mereka tidak dapat menunda pernikahan hingga Samuel Kim sembuh dari penyakitnya. Keluarga dan teman sudah datang jauh dari negeri asal kedua mempelai, Korea, untuk menghadiri pesta pernikahan mereka berdua.
Hal itu pun memaksa keduanya untuk tetap menjalankan pesta pernikahan di Fullerton, California Selatan. Mengetahui pernikahan tidak dapat ditunda, mereka pun memutuskan untuk memanfaatkan fasilitas Web video pada Skype.
"Tamu undangan mengatakan hal tersebut sangat inspiratif, mereka sangat mengagumi tunangan saya yang mampu berdiri di altar dengan sangat anggun, sendiri, dan tidak menangis sepanjang proses mengikat janji," ujar Kim dari tempat tidurnya di Medical Center, Orange, seperti dikutip oleh Yahoo!
Bagi Halen, pernikahan tersebut bukanlah pernikahan sempurna, tapi ia puas karena para tamu undangan senang proses pernikahan tersebut berjalan dengan lancar. Halen menyadari bahwa suaminya merasa sangat sedih karena tidak bisa menemaninya di altar.
Untuk dapat menciptakan pernikahan yang tetap khidmat walau tanpa kehadiran fisik mempelai pria, mereka menggunakan lima cameramen untuk mengambil gambar secara langsung. Gereja yang dipilih pun gereja Korea berteknologi tinggi dengan layar jumbo sehingga para tamu dapat menonton secara langsung. Kim pun hanya memerlukan laptop sembari duduk di ruang isolasi.
Walaupun ada jarak antara tempatnya berada dengan gereja, Kim tetap dapat merasakan kesakralan upacara pernikahannya, dan 500 tamu undangan yang datang.
Tidak hanya para tamu undangan yang merasa terharu dengan upacara pernikahan ini, para perawat di rumah sakit pun menunjukan simpatinya. Hal ini dibuktikan dengan kesediaan para perawat menghias kamar inap Kim dengan bunga-bunga yang dibeli dengan uang mereka sendiri.
"Keberhasilan pernikahan ini tidak hanya karena teknologi tinggi yang digunakan tetapi juga adanya campur tangan Tuhan," ujarnya Halen Oh.
Artikel Menarik Lainnya :