Pemakaian earphone atau alat pendengar secara tidak tepat dan berlebihan bisa menyebabkan ketulian. Masalah ini banyak diderita oleh para remaja. Dan, berdasarkan penemuan Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian, hal ini telah dialami oleh beberapa remaja yang menggunakan earphone pada alat pemutar musik dalam pesawat dari Bangkok ke Jakarta dan dari Amerika ke Jakarta.
“Saat sampai di Bandara Cengkareng, telinga mereka menjadi tuli dengan derajat ketulian 110 decibel (db). Sedangkan normal pendengaran kita 0-25 db,” kata Ketua Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian, Damayanti Soetjipto pada pencanangan Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran di SDN 05 Rawasari, Jakarta Pusat, Rabu (3/3).
Menurutnya, jika telah terjadi gangguan seperti ini akan sulit untuk diobati dan disembuhkan. Bahkan hal terburuk yang akan terjadi adalah mengalami tuli permanen. Pengobatan yang dilakukan pun hanya bisa mengembalikan derajat ketulian menjadi 55 db dan ini termasuk dalam kategori ketulian derajat sedang-berat yang tidak akan mungkin kembali normal.
Dan perlu diketahui, gejala awal gangguan ini hanya di nada tinggi sehingga sering tidak dirasakan karena umumnya kita bercakap-cakap dalam nada rendah. Setelah semua frekwensi terkena, baru terasa bahwa pendengaran terganggu dan sudah terlambat untuk diobati.
Untuk itu, agar terhindar dari ketulian, gunakan alat pemutar musik dengan baik dan benar. Bagimana caranya, berikut tipsnya :
- Volume tidak boleh lebih dari 80 db atau tombol volume dipasang pada 50-60 persen total volume.
- Jangan terlalu lama mendengarkan musik melalui earphone, apalagi terus menerus. Beri istirahat telinga setiap ½ -1 jam. Sebab jika organ dalam koklea merasa capek, pendengaran bisa mengalami rusak permanen.
- Gunakan alat pemutar musik yang memiliki volume control.
- Jangan gunakan alat pemutar musik dalam pesawat terbang atau pada lingkungan ramai, sebab di situasi itu Anda cenderung menaikkan volume yang akan merusak pendengaran.
“Saat sampai di Bandara Cengkareng, telinga mereka menjadi tuli dengan derajat ketulian 110 decibel (db). Sedangkan normal pendengaran kita 0-25 db,” kata Ketua Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian, Damayanti Soetjipto pada pencanangan Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran di SDN 05 Rawasari, Jakarta Pusat, Rabu (3/3).
Menurutnya, jika telah terjadi gangguan seperti ini akan sulit untuk diobati dan disembuhkan. Bahkan hal terburuk yang akan terjadi adalah mengalami tuli permanen. Pengobatan yang dilakukan pun hanya bisa mengembalikan derajat ketulian menjadi 55 db dan ini termasuk dalam kategori ketulian derajat sedang-berat yang tidak akan mungkin kembali normal.
Dan perlu diketahui, gejala awal gangguan ini hanya di nada tinggi sehingga sering tidak dirasakan karena umumnya kita bercakap-cakap dalam nada rendah. Setelah semua frekwensi terkena, baru terasa bahwa pendengaran terganggu dan sudah terlambat untuk diobati.
Untuk itu, agar terhindar dari ketulian, gunakan alat pemutar musik dengan baik dan benar. Bagimana caranya, berikut tipsnya :
- Volume tidak boleh lebih dari 80 db atau tombol volume dipasang pada 50-60 persen total volume.
- Jangan terlalu lama mendengarkan musik melalui earphone, apalagi terus menerus. Beri istirahat telinga setiap ½ -1 jam. Sebab jika organ dalam koklea merasa capek, pendengaran bisa mengalami rusak permanen.
- Gunakan alat pemutar musik yang memiliki volume control.
- Jangan gunakan alat pemutar musik dalam pesawat terbang atau pada lingkungan ramai, sebab di situasi itu Anda cenderung menaikkan volume yang akan merusak pendengaran.
Artikel Menarik Lainnya :