5 Perusahaan Lisensi Terbesar Di Dunia

Era industrialisasi dan kekuatan media telah mengubah cara berbisnis di dunia. Kini, pengusaha tidak selalu harus memproduksi barang dalam bentuk fisik, karena dengan hanya menjual lisensi, pundi-pundi perusahaan dapat bertambah.

Hal itu pula yang kini terjadi pada sejumlah perusahaan yang menjual produk berlisensi ataupun lisensi dari beragam produk.

Diketahui bahwa terdapat 125 perusahaan pemegang lisensi yang mampu meraup miliaran dolar Amerika Serikat yang berasal dari penjualan produk menggunakan lisensi dari perusahaan.

Pendapatan 125 perusahaan pemegang lisensi ini diperoleh dari penjualan produk cenderamata di seluruh dunia melalui produk ritel berlisensi. Data licensemag menunjukan, perusahaan ini tercatat menghimpun dana hingga US$184 miliar (Rp1.656 triliun) dari produk ritel berlisensi. Dari jumlah itu, sebanyak 47 pemegang lisensi mengantongi penjualan hingga lebih dari US$1 miliar (Rp9 triliun).

Diantara 125 perusahaan atau organisasi pemilik lisensi ini terdapat nama-nama tenar seperti Lucas Film yang memproduksi film Star Wars, National Basketball Associatin (NBA), Ferrari, Playboy Enterprises, Harley-Davidson Motor Company, The Football Association, U.S. Army, Nickelodeon, dan Marvel Enternataiment.

Inilah 5 perusahaan yang menangguk keuntungan besar dari penjualan lisensi mereka di dunia.

5. Warner Bros (US$6 miliar setara Rp54 triliun)


Warnes Bros Consumer Product (WBCP) saat ini memiliki sekitar 3.700 lisensi dan terus berupaya menawarkan lisensi lain terutama produk hiburanm. Salah satu lisensi yang ingin dijual adalah The Dark Night Rises yang merupakan salah satu film Batman.

Sejumlah lisensi yang sudah pernah dijual oleh Warnes Bros adalah tokoh superhero seperti Batman, Superman, Wonderwoman, The Flash, dan karakter film kartun lainnya. Seluruh lisensi dari karakter kartun ini dimiliki salah satu unit bisnis Warner Bros, DC Nation.
Pundi pendapatan warnes Bros juga semakin menebal dengan penjualan lisensi untuk produk kartun Looney Tunes yang salah satunya dibeli oleh Cartoon Network lewat program The Looney Tunes Show. Cartoon Network juga membeli lisensi untuk program ThunderCatas pada tahun 2011.
Selain Cartoon Network, selama ini perusahaan pembeli lisensi dari Warnes Bros diantaranya Green Lantern, Mattel, DC Entertaianment and Nick Grace of Water Lane Productions,

4. Mattel (US$7 miliar setara Rp63 triliun)

Mattel merupakan perusahaan yang memiliki lisensi untuk produk Barbie. Boneka yang telah menjadi inspirasi fashion dan bidaya ini terus melakukan ekspansi dan menghasilkan 45 produk konsumen seperti pakaian, dekorasi rumah, kecantikan, fashion, aksesoris, dan elektronik.

Selain Barbie, Mattel juga memiliki lisensi untuk produk kendaraan mainan, Hot Wheels, yang banyak dibeli oleh konsumen berbagai usia.
Pada tahun 2010, Mattel juga baru saja untuk mengeluarkan produk waralaba Monster High yang menyasar anak muda dan kembar wanita dan pusat dari produk ini adalah monster perempuan remaja yang sangat modis.
Mattel pada tahun ini juga telah berkomitmen meningkatkan kerjasamanya dengan sejumlah mitra seperti Disney, Warnes Bros, WWE, Nickelodeon, HIT Entertainment, dan DreamWorks.

Khusus pada tahun ini, Mattel berencana meluncurkan produk mainan yang berasal dari tokoh sejumlah film seperti Cars2, Grenn Lantern, Penguin of Madagascars, dan Kung Fu Panda 2.

3. Phillips-Van Heusen (US$8,7 miliar setara Rp78,3 triliun)

Phillip-Van Heusen (PVH) terus melakukan ekspansi globalnya dengan memasarkan produk berlabel Arrow, Izod, dan Van Heusen ke pasar baru di China, India, Timur Tengah, Australia, Peru, dan Meksiko.

Label Arrow selama beberapa tahun terakhir telah menjadi merek paling banyak terjual di sejumlah department store di India dan mengalami pertumbuhan paling tinggi diantara produk yang dikeluarkan PVH. Pencapaian ini berkat dukungan pembukaan gerai baru sebanyak 36 toko sehingga menambah jumlah gerai menjadi 283 unit. PHV merencanakan membuka gerasi sebanyak 321 toko pada akhir tahun 2011.

Selain Arrow, PHV juga terus melakukan ekspansi bisnis lisensi Izod. Terakhir, Izin telah menjalin kerjasama dengan Arvind di India dan Timur Tengah. Izod juga sudah membuka tiga toko baru di China dengan mengandeng Wenhai Dishang Fashion Brands Co. Ltd dari rencana sebanyak 27 toko sampai akhir September 2011.

Pembukaan toko-toko baru juga dilakukan PHV di Meksiko, Australia, Peru.

Di samping produk pria, PHV melalui GH Bass juga telah menandatangani sejumlah kerjasama tingkat internasional dan di tingkat domestik tengah menikmati bisnis online. Kini, GH Bass juga menggandeng Rachel Antonof untuk memproduksi alas kaki.

Kekuatan lain dari PHV adalah penjualan produk Calvin Klein yang telah menjual 40 lisensi baik di tingkat regional maupun dunia. Lisensi meliputi 400 produk berupa pakaian, aksesoris, alas kaki, dan alat rumah tangga.

Mitra penting bagi PHV adalah Warnaco, Coty, Swatch, G-III, Marchon, Peerless dan Jimlar.

2. Iconix Brand Group (US$12 miliar setara Rp108 triliun)


Pada tahun 2010, Iconix mengakuisi merek Peanuts. Transaksi ini mengubah orientasi bisnis dari perusahaan mode menjadi perusahaan pengelola entitas merek global.

Berbagai upaya dilakukan untuk ekpansi bisnis perusahaan diantaranya dengan membentuk perusahaan Iconix China, perusahaan patungan antara Iconix dan Silas Chou, selama ini mengelola merek Candies, London DFog, Rocawear, Badgley, Mischka, dan Toko Rampage yang dibuka di China.

Selain itu, Iconix juga membentuk perusahaan patungan dengan perusahaan Madona yang memiliki perusahaan MG Icon yang selama ini mengelola bisnis di Amerika Serikat dan dunia.

Iconix saat ini tengah fokus untuk mengembangkan bisnis di dunia karena pendapatan perusahaan dari bisnisnya di berbagai negara tercatat mencapai 17 persen dari total pendapatan. Iconix juga menargetkan akuisi merek terkenal lain pada tahun 2011 sebagai upaya menaikan pertumbuhan perusahaan.

Iconix merupakan pemegang lisensi dari 27 merek dan berusaha untuk memasarkan produknya mulai dari Wallmart hingga Saks Fifth Affenue.

Pada tahun 2010, Iconix Brand Groups menghimpun penjualan ritel hingga US$12 miliar (Rp108 triliun) naik dari sebelumnya US$9 miliar (Rp81 triliun).

1. Disney Consumer Product (US$28,6 miliar setara Rp257,4 triliun)

Sekali lagi, Disney Consumer Products (Disney) tercatat sebagai perusahaan pemegang lisensi paling untung di dunia. Disney melaporan penjualan ritel dari produk berlisensi mencapai US$28,6 miliar (Rp257,4 triliun) pada tahun 2010 atau naik US$27,2 miliar (Rp244,8 triliun) dari tahun sebelumnya.

Sumber pemasukan Disney saat ini berasal dari waralaba lisensi Toy Stories yang meningkat seiring meledaknya film Toy Story 3. Bisnis dari waralaba Toy Story ini mendatangkan pendapatan hingga US$2,4 miliar (Rp21,6 triliun).
Disney yakin, kesuksesan serupa bakal diikuti Cars 2 yang dianggap memiliki dampak sama pada pasar tahun ini. Disney juga berharap tambahan pemasukan dari lisensi Pirates of the Caribbean, Winnie the Pooh.

Pendapatan Disney ini belum termasuk penjualan dari Marvel Entertainment, anak usaha milik Walt Disney Company, yang laporannya terpisah dari Disney.

Artikel Menarik Lainnya :